Sumur Merah Cerita Perhelengan Episode dua (bagian tiga)

Browse » Home » » Sumur Merah Cerita Perhelengan Episode dua (bagian tiga)

Sumur Merah Cerita Perhelengan Episode dua (bagian tiga)

untuk episode dua bagian tiga ini adalah bagian terakhir dari bagian dua ini dan kedepan penulis akan berupaya dengan sekuat tenaga untuk bisa membuat cerita sumur merah ini sampai kepada bagian tiga yang tentunya masukan dorongan tentu menjadi harapan penulis agar bisa dilayangkan bagi kami baik melalui via telpon komentar chat sms dan lain-lain
bagi teman-teman yang belum sempat menyaksikan episode dua bagian dua dapat melihat dibawah ini
sumur merah episode dua bagian dua


Setelah kedua gadis tersebut tiba terlihat tetesan keringat membasahi pipi manis mereka, raut wajahnya terlihat kusam menandakan bahwa ada rasa lelah pada diri kedua gadis yang telah menempuh perjalanan yang panjang, mereka kemudian duduk beristirahat pas dekat di sumur merah tersebut kemudian mengipas wajahnya dan sesekali mereka mengambil lap untuk membasu mukanya untuk membersihkan tetesan keringatnya.
“Rezky, mengapa kita pergi jauh-jauh kesini hanya untuk mencuci?” Tanya meli sambil mengeluarkan pakaian didalam keranjang tempat pakaian yang dia bawa.
“Mel, kau taulah ini kan musim kemarau jadi air bersih sangat sulit ditemui dirumah, lagian tempat ini adalah salah satu tempat yang bersejarah buat kita mel, masih ingatkah kau bahwa di sumur ini lah kita pernah berjanji dan berikrar untuk membesarkan organ untuk menuju terwujudnya visi misi kita bersama dengan rakyat”.
Percakapan terus berjalan diantara kedua gadis belia tersebut, disungai itu ada seorang gadis dari desa lain menggunakan kendaraan motor metic berwarna merah memakai kerudung datang menghampiri kedua tersebut entah apa maksud kedatanganya tanya dalam hati kedua gadis itu,
“Assalamu alaikum ucak gadis berjilbab itu”
“Waalaikum salam” jawab mely dan rezky
“Maaf aku dari desa tetangga kalian yang tak jauh dari sini. di daerah ku tak dapat air bersih, bolehkah aku juga menumpang mencuci dsini?” Tanya gadis berkerudung itu dengan sangat lembut.
“Ohhhh ya bisalah ini kan tempat umum, ayo sini justru kami senang kok kalau sumur ini slalu ramai dikunjungi orang, karena  selama ini sumur ini jarang dikunjungi”.
Kata mely dengan senyum-senyum sambil mengajak gadis berkerudung itu untuk bergabung dengan mereka.
“Makasih ya semuanya kalian baik deee”. Jawab kembali gadis berkerudung tersebut dengan mencoba memuji mely dan rezky.
Mereka kemudian mencuci bersama sangat nampak mereka akrab seakan-akan ketiga gadis tersebut sudah lama saling mengenal.
Dari arah belakang kemudian muncul taming dengan menjinjing kantong plastik, berbaju kaus merah polos dan menggunakan celana buntung hitam (celana hanya melewati tumit) dengan berjalan kaki menghampiri ketiga gadis belia tersebut sembari senyum-senyum pepsodent
“Eeeh taming, apa yang kau bawah ming? Bagi dong kayaknya mangga madu itu ming?” Tanya mely sembari menyikat baju yang dicucinya,
“Ia ini aku sengaja bawakan kalian mangga madu, karena saya tau kalian pasti suka dengan mangga madu, wanita mana yang tak suka mangga madu, ia kan?”. Ungkap taming sambil menghibur hati teman-temanya.
Ketiga gadis itu semunya tersenyum  yang menandakan gadis gadis tersebut membenarkan apa yang baru saja diucapkan taming. Si mely membilas bajunya dengan penuh semangat dan kelihatan disamping kirinya di rezky masih menyikat kerudungnya yang tinggal beberapa pakaian lagi, sementara gadis berjilban yang ada disamping kiri pojok lagi merendam pakaianya yang sekali dua kali mencuri-curi pandangan taming. Dan kemudian gadis itu berbisik dalam hati bukan kah laki-laki ini adalah pria yang pernah jatuh kala itu, mengapa dia sangat cuek, seakan-akan dia tak mengenalku seakan-akan aku tak pernah melihatku mungkin kah dia sdah melupakan diriku yang pernah menolongku, aaah aku tak bisa berkata seperti itu maafkan lah aku tuhan, aku khilaf, seakan-akan aku tak iklas menolong orang. Mungkin aku salah orang, tapi kulihat di tangan kirinya masih ada luka disana, tidak, tidak aku tidak salah lagi mungkin dialah orangnya. Ucapan dalam hati gadis berjilbab itu membuat dia semakin gelisah dan membuat dia kadang tidak konsen.
“Rezky ayo kita ke rumahnya taming untuk mengambil pisau kita mau mengupas mangga” ajak mely yang sudah tidak sabaran ingin memakan mangga madu itu
Kerudung  berjilbab pun yang sedang mencuci langsung menyerahkan kuncinya motornya untk dipakai mely dan rezky, keduanya pun langsung beranjak meninggalkan sumur merah tersebut dengan mengendarai motor matic . tinggallah 2 insan yang tinggal di sungai merah tersebut, tak ada suara waktu itu semua hening gg ada hanya gambar seorang yang sedang mencuci dan taming yang duduk-duduk di batu besar pun suaranya terkunci rapat tak tau menahu apa yang sebenarnya terjadi mengapa semua dalam posisi yang diam. Gadis itu hanya memberontak dalam benaknya antara ingin mengucapkan kata-kata tapi mereka juga tak mampu mengeluarkan kata-kata, senada, dengan apa yang terlintas dalam pikiran lelaki itu mereka ingin sekali mengeluarkan kalimat-kalimat mukaddimah untuk memulai suatu kalimat tapi tak mampu juga melakukan hal itu,
Tiba-tiba gadis berjilbab itu sengaja memalingkan pandangannya ke mangga tersebut kemudian berkata
“andaikan mangga ini dapat tumbuh didekat rumahku alangkah bahagianya aku !!”
Taming pun bingung mendengar suara yang tak terduga akan mengawali cerita diawali oleh perempuan, karena biasanya dan menmang seharusnya  laki-lakilah yang harus memulai percakapan.
“Mangga itu bisa tumbuh, berkembang dan berbuah bisa dimana saja, tergantung yang merawatnya, kalau dia dirawat dengan baik maka mangga itu akan tumbuh dan berkembang jadi siapapun berhak memiliki mangga itu”. Jawab taming dengan menundukkan mukanya sedikit ke arah batu beras tersebut yang ia duduki
“Maaf aku mengira mangga ini hanya bisa tumbuh dan berkembang didaerah terkhusus saja, hanyab bisa tumbuh di batetangnga saja,maafkan aku yang tidak mengerti apa-apa. Klu boleh tau mengapa tangan kiri anda terluka apa karena jatuh atau bagaimana?”.
Taming langsung kaget dan berkata ahhh
“gg apa-apa namanya juga kita ini pelajar harus saling tukar pengalaman hal salah itu biasa , kalau soal tangan ku ini terluka karena jatuh dari pohon mangga””. Jawab taming dengan pura-pura berbohong,
Perempuan ini pun seakan-akan tak percaya kalau lelaki itu bukan dia, gadis itu langsung bertanya kembali,
“Apakah dikau pernah jatuh dari motor”, tanya sigadis berjilbab itu kembali dengan penuh penasaran
Taming menjawab “alhamdulillah kalau dalam beberapa waktu ini aku belum pernah, emangnya kenapa?”
“Tidak kok, tidak kenapa-napa, oh ya katanya kau punya organisasi, apa sih? Kelebihanya ber-organisasi itu, dan apakah itu tidak mengganggu dengan sekolah kita?” Tanya sigadis berjilbab itu dengan mencoba mengalihkan pembicaran.
“Kalau pengalamanku diorganisasi kayaknya tidak dee. Solx diorganisasi kan biasanya dilaksanakan di luar dari jam sekolah, justru di organisasi menyempurnakan pengetahuan kita yang didapat disekolah”,
“Contohnya ???” tanya gadis berkerudung itu dengan sungguh-sungguh
“Misalnya jurusan IPA dengan IPS karena tidak mungkin kita akan masuk dalam jkedua jurusan tersebut kita harus memilih salah satunya, sementara kedua jurusan ini adalah sama pentingya , nah cara untuk menyatukan ilmu itu adalah lewat organisasi karena didalam organisasi kita akan banyak-banyak belajar tentang kondisi sosial dan kondisi alam, hal inilah yang menjadikan ilmu kita semakin bertambah dan sempurnah, kemudian dalam organisasi kita tidak hanya belajar tentang ilmu sosialnya tapi ilmu itu kita coba praktekkan didalam organisasi kita.
Contohnya lagi ni, didalam organisasi bahwa didalam pancasila ada kata keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia di sila kelima tersebut, nah krn kita menjunjung yang namax kemanusiaan dan keadilan berarti kalau ada sebuah kebijakan atau program kerja yang diabangun oleh pemerintah hanya menguntungkan bagi segelintir orang yaa kita harus tolak hal demikian”,
“Waaah sangat mulia juga organisasi mu, semangat ya semoga kau nanti bisa mewujudkan hal-hal yang demikian, amin” kata gadis berkerudung tersebut
Tiba tiba terdengar dari arah depan suara motor matic yang dikendarai oleh rezky dan mely mereka berdua tertawa terbahak-bahak dan sesekali mengeluarkan kata-kata tak ada yang tau apa yang mereka katakan hanya kedua lelaki itu yang mengerti apa yang mereka bahas dan tertawakan wajah cerah kedua gadis itu pun sangat jelas dan pada akhirnya kedua gadis itu berhenti didepan taming dan turun dari motor.
“Hai kalian, maaf ya klu aku kelamaan, soalnya mila adikmu ming, banyak cerita”
“Cerita soal apa?” Tanya taming
“katanya sih keluarganya jabbar, kalau jabbar belum juga pulang-pulang kerumah, kuat prediksi dikalau jabbar diculik di rumah sakit” tutus rezky menjelaskan
Tiba-tiba dari atah barat muncullah Jond berlari seperti orang kesurupan dan berteriak-teriak
“Ming, taming, 4x” teriak jon tersebut sembari berlari menuju kearah mereka
Ada apa Jon sahut mely dengan lembut.
“Gini kawan-kawan jabbar hilang diculik oleh oknum yang tidak betanggung jawab, polisi tadi banyak dirumahnya untuk ikut membantu pencarian”
“Waaaa gawat kalau begitu?” Ucap taming.
“Kita harus cepat-cepat kesana kalau begitu”. Kata rezky
Semua kelompok yang sekawan dengan jabbar diseluruh penjuru menghabiskan waktunya untuk menjari jabbar yang telah terculik, dari sore itu sampai malam dan malam sampai pagi berlanjut trus...
Tiba-tiba terdengar kabar kalau Jon tak sadarkan diri berhubung kakinya dimakan oleh anjing gila disungai bolbatu saat mencari jabbar yg diperkirakan si jabbar kesana, berhubung ada seorang saksi mengatakan bahwa jabbar penah disana waktu magrib bersama orang yang tak dikenal hal inilah yang mendorong jon kesana tapi ternyata bukan jabbar yang ditemuinya tapi si anjing gila yang sedang  kelaparan sehingga jon menjadi makanan malam si anjing gila tersebut, pupuslah harapan keluarga melihat kondisi jon yang kehilangan kaki JON yang tidak juga sadarkan diri. Tepat pada pukul 17 :00 sore semua keluarga besar sekawan jon hadir melihat kondisi Jon tapi tak ada satu kata pun yang keluar semua diam. 3 hari setelah kedatangan anggota sekawan jon terdengar suara dari masjid bahwa jon telah menutup usianya yang masih muda itu. Duka tentu tak dapat disembunyikan hari itu mendung matahari tertutupi dengan kabut,
Semua masyarakat menghantarkan sampai ke per-istirahatan terakhirnya dengan wajah sedih, tiba-tiba ada seoarang datang memberikan kabar bahwa ditempat yang sama ada baju ditemukan di tempat jon termakan oleh anjing gila tersebut, yang parahnya baju tersebut dipastikan adalah baju si jabbar, baju merah oblong,
Pas setelah acara pemakaman terlah berlalu maka si taming bersama dengan kawan-kawanya berangkat langsung ketempat kejadian tampa perlu untuk mengganti pakaianya, untuk memastikan kebenaran tersebut... dan ternyata ditempat yang sama si jon digigit anjing beracun disana juga ditemukan sebuah baju yang memang seperti dengan pakaian jabbar.
“Astaga tidak salah lagi ini, ini baju jabbar ming”, teriak milah sambil memperlihatkan dan mengangkat baju tersebut,
“Tidak 3x “kata ekky seakan-akan tidak mau percaya dengan kenyataan.....


BERSAMBUNG

Untuk episode Ke Tiga ini Penulis akan berusaha untuk terus membuat gebrakan membuat cerita menarik ini semakin berkembang luas, cerita ini menggambarkan tentang kondisi desanya dan masyarakatnya tentang kontradiksi-kontradiksi yang dihadapai di masyarakat ini. semoga dalam Episode 3 sumur merah ini para penggila cerita ini dapat sabar dan memberi penulis kesempatan yang seluas-luasnya untuk bekerja menyelesaikan cerita ini
atas nama keluarga besar mengucapkan selamat menanti semoga kesabaran kita masih ada

0 komentar:

Posting Komentar

 
(c) Copyright Amarah | About | Contact | Policy Privacy