Masa Depan Revolusi Venezuela Setelah Chavez

Browse » Home » , , , , » Masa Depan Revolusi Venezuela Setelah Chavez

Masa Depan Revolusi Venezuela Setelah Chavez

Berikut adalah wawancara yang dilakukan surat kabar Venezuela, El Universal, dengan Alan Woods, pemimpin dan teoritisi IMT (International Marxist Tendency), tidak lama setelah meninggalnya Chavez. (El chavismo según los chavistas, 24 Maret 2013).  Alan Woods dikenal baik oleh almarhuma Chavez, dan telah bertemu dan berdiskusi dengannya dalam beberapa kesempatan. Buku-buku Alan, “Reason in Revolt” dan  “Reformasi atau Revolusi”, telah dibaca oleh Chavez dan dalam berbagai kesempatan dibicarakan dalam pidato-pidatonya.
Apakah masa depan Sosialisme di Venezuela? Apakah Anda percaya bahwa karya Chavez akan berlanjut?
Saya berharap dan percaya bahwa Gerakan Bolivarian akan membela warisan revolusioner Chavez dan membawa Revolusi sampai ke garis akhir. Jika tidak, revolusi ini akan terlempar ke belakang. Saya percaya bahwa capaian-capaian hanya bisa terjamin bila Revolusi mengambil langkah berani ke depan, untuk benar-benar menjadi tidak bisa dibalikkan. Saya yakin, inilah yang ingin dilakukan Presiden Chavez, tapi terhalang karena kematiannya yang terlalu dini.
Revolusi Venezuela tak diragukan telah mencapai banyak hal untuk rakyat. Pada saat ketika di Inggris dan seluruh Eropa pemerintah-pemerintah melakukan pemotongan-pemotongan yang drastis dalam pembelanjaan/pembiayaan layanan umum kesehatan dan pendidikan, Venezuela telah mendirikan suatu sistem layanan kesehatan umum yang menjangkau bagian-bagian masyarakat yang paling miskin dan secara masif memperluas akses pendidikan pada semua level. Secara signifikan Venezuela telah mengurangi kemiskinan dan secara masif memperluas akses perumahan.
Sekadar menyebutkan satu contoh, di Venezuela 350 ribu rumah telah dibangun dan diserahterimakan dalam dua tahun terakhir, sementara di Spanyol dalam periode yang sama 350 ribu keluarga kehilangan rumah-rumah mereka melalui pengusiran karena mereka tidak bisa membayar cicilan. Di Spanyol sekarang ada 6 juta penganggur, termasuk 58% kaum muda, sementara di Venezuela angka pengangguran berkurang dari 18% menjadi 8% semasa kepresidenan Chavez. Tapi mereka berkata-kata tentang “krisis ekonomi” di Venezuela! Ini jelas suatu pemutarbalikan fakta.
Saya mengakui masih ada banyak masalah, tapi saya yakin bahwa alasan utamanya adalah bahwa suatu perekonomian terencana yang sejati adalah mustahil bila titik-titik kunci perekonomian masih tergenggam dalam tangan-tangan swasta. Anda bisa memiliki suatu perekonomian pasar atau kapitalis. Anda bisa memiliki suatu perekonomian terencana atau sosialis. Tapi Anda tidak bisa memiliki kedua-keduanya sekaligus. Anda tidak bisa merencanakan apa yang tidak Anda kontrol, dan Anda tidak bisa mengontrol apa yang tidak Anda miliki.
Untuk mencapai sosialisme, pertama-tama Anda harus mematahkan kekuatan ekonomi oligarki, yang digunakan oligarki untuk menyabot proses revolusioner. Ini berarti melawan dengan keras sabotase ekonomi, penimbunan, pelarian modal dan spekulasi. Cara satu-satunya untuk memecahkan problem-problem ekonomi adalah dengan menasionalisasikan tanah, bank-bank, dan industri-industri utama ke dalam kontrol kaum buruh.
Tantangan-tantangan apakah yang dihadapi "Chavismo" sebagai suatu gerakan dan Partai Sosialis Persatuan Venezuela sebagai sebuah partai?
Segera sesudah sakit Presiden diumumkan kepada masyarakat, di Washington dan di kalangan oposisi bermunculan suara-suara yang mendukung suatu “transisi.” Yang mereka maksud dengan transisi adalah meninggalkan tujuan-tujuan Revolusi dan berkompromi dengan burjuasi dan oposisi. Chavez telah menjawabnya dengan mengatakan bahwa “transisi satu-satunya yang diajukan dan harus dipercepat adalah transisi dari kapitalisme ke sosialisme.” Saya sepakat dengan Chavez. Revolusi harus bergerak untuk menggantikan Negara lama, Negara burjuis, dengan lembaga-lembaga baru yang berdasarkan pada dewan-dewan buruh, dewan-dewan komunitas, dsb., yang demokratis dan revolusioner.
Ada banyak tantangan, baik eksternal maupun internal. Revolusi menghadapi suatu kampanye sabotase yang terus-menerus yang dilakukan oleh oligarki dan imperialisme, yang menolak untuk mengakui kehendak demokratis mayoritas. Padahal kehendak demokratik mayoritas rakyat  telah terekspresikan dengan jelas dalam sangat banyak kesempatan. Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini langkah-langkah serius harus dilakukan.
Kekuatan-kekuatan yang mengorganisir kudeta 2002, sabotase yang dilakukan para tuan majikan pada 2002-03, para guarimba pada 2004, yang mengintrodusir paramiliter Kolombia, adalah kekuatan-kekuatan yang sama yang dalam dua bulan terakhir telah mengorganisir kampanye yang sarat dengan gosip yang keji dan sindiran, serta spekulasi dan penimbunan. Tidak ada yang berubah.
Tapi saya melihat bahaya lainnya, bahaya yang lebih besar. Beberapa tahun yang lalu, almarhum Presiden Chavez berkata kepadaku, “Ada terlalu banyak gubernur dan walikota yang setelah terpilih mengelilingi diri mereka dengan orang-orang kaya dan perempuan-perempuan cantik, dan melupakan rakyat.” Lebih dari sekali ia menyebut birokrasi yang konter-revolusioner. Birokrasi ini ada dan menjadi sejenis Kolom Kelima di dalam Revolusi.
Sayangnya, di dalam PSUV dan gerakan Bolivarian ada orang-orang yang menduduki jabatan-jabatan publik, gubernur-gubernur, walikota-walikota, dsb., yang diambil sumpahnya oleh Chavez, yang mengenakan kaos merah tapi sebenarnya oportunis, pengejar karier, burjuis korup yang tidak ada sumbangsihnya terhadap revolusi. Unsur-unsur ini telah memblokir inisiatif yang revolusioner dari massa rakyat, bahkan menggangsir dekrit-dekrit Presiden Chavez.
Rakyat jelata, yakni kaum buruh dan tani, harus mengambil sapu besar dan menyapu bersih semua sampah ini dari Gerakan, dan mengambil kendali. Bila ini tidak dilakukan, kita tidak bisa berkata-kata tentang sosialisme yang sejati di Venezuela.
Saat ini, bagaimana kita bisa mendefinisikan “Sosialisme Abad ke-21” sebagai sebuah ideologi?
Saya tidak berpikir bahwa kita bisa mengatakan bahwa Sosialisme Abad ke-21 adalah sesuatu yang baru dan unik. Satu-satunya yang bisa kita katakan tentang apa yang dikenal sebagai Sosialisme Abad ke-21 adalah tidak seorang pun mempunyai ide yang jelas tentang hal itu. “Sosialisme Abad ke-21” adalah sebuah botol kosong, yang bisa diisi dengan isi apapun yang disukai seseorang. Persoalannya, botol kosong ini telah diisi oleh birokrasi dengan segala jenis ide reformis tentang perekonomian campuran dan sejenisnya. Dengan sangat tepat Chavez telah sering mengatakan bahwa “jalan ketiga” adalah sebuah tipuan.
Hugo Chavez telah memainkan suatu peran yang sangat penting dalam membuka kembali perdebatan tentang sosialisme pada suatu masa ketika sosialisme sudah dianggap sepi. Saya percaya bahwa ide-ide tentang sosialisme atau apa yang saya sebut Sosialisme Ilmiah, yakni Marxisme, secara hakiki sama dengan yang ada di zaman Marx. Manifesto Komunis adalah sebuah dokumen yang luar biasa kontemporer. Bahkan banyak pakar ekonomi burjuis terpaksa mengakuinya, khususnya sejak kejatuhan ekonomi 2008.
Benar bahwa pada Abad ke-21 ada poin-poin yang harus dimodifikasi. Tapi yang menakjubkan adalah betapa kecilnya yang perlu diubah. Almarhum Presiden sering menganjurkan untuk membaca karya-karya Marx, Lenin, dan Trotsky. Ini sangat-sangat positif.
Apakah kiranya peran oposisi Venezuela dalam momen ini? Ada beberapa sektor dari oposisi yang benar-benar prihatin perihal bagaimana mereka bisa mempertahankan keberadaan mereka saat ini.
Saya tidak melihat mengapa mereka harus prihatin dengan hal itu. Saya pikir Revousi Bolivarian telah sangat-sangat toleran terhadap lawan-lawannya yang, jangan lupa, telah mengorganisir sebuah kudeta ilegal terhadap suatu pemerintahan yang terpilih secara demokratis, pada 2002. Mereka mengeluh mengenai banyak hal, mereka bilang mereka telah mengalami perlakuan yang buruk. Tapi saya tidak melihat adanya dasar bagi keluhan-keluhan mereka.
Selama bertahun-tahun media yang pro-oposisi dimungkinkan untuk memfitnah Presiden dengan cara-cara yang paling memalukan, menyerukan untuk menggulingkan Presiden bahkan membunuhnya. Apakah Anda berpikir bahwa yang seperti itu akan diizinkan di Amerika Serikat? RCTV dan Globovisión telah memainkan peran aktif dalam mengorganisir kudeta 2002. Saya dapat memastikan bahwa bila ada saluran televisi Inggris melakukan sepersepuluh saja dari yang dilakukan RCTV dan Globovisión, izin siarnya akan dicabut sebelum dapat menyebut “David Cameron”, dan para pemiliknya akan mendapati diri mereka di pengadilan di bawah Undang-undang Anti-Teroris.
Mereka mengeluh, pemilu presiden telah digelar terlalu dini. Tapi bila pemerintah tidak menggelar pemilu, mereka akan memprotesnya sebagai kediktatoran. Faktanya menurut konstitusi pemilu harus digelar dalam 30 hari. Tidak seorang pun telah mencegah oposisi untuk ikut serta dalam  pemilu. Problemnya adalah mereka kalah. Tapi itulah demokrasi! Oposisi, bila benar-benar demokratis, harus mulai menghormati kehendak mayoritas rakyat dan tidak menggunakan tuas-tuas ekonominya dan kontrolnya atas media untu menyabot kehendak demokratik rakyat.
Seperti apakah hubungan Anda dengan Presiden Chavez? Apakah yang Anda soroti tentang Presiden Chavez sebagai seorang pemimpin dan kamerad? Anekdot-anekdot apakah yang Anda ingat tentang dia?
Saya mengenal Hugo Chavez hampir satu dekade, dan mempunyai hubungan yang sangat baik dengannya sejak pertempuan pertama kami pada April 2004. Ia telah memberikan kesan yang sangat dalam padaku. Ia selalu menyebut saya dengan hangat sebagai sahabatnya. Ia membaca buku-buku saya, dan memuji serta merekomendasikannya secara terbuka di sejumlah kesempatan.
Saya bisa menceritakan banyak anekdot, tapi ada satu yang simpan secara khusus. Saat itu adalah Festival Pemuda Internasional (International Youth Festival), Agustus 2005. Saya diundang untuk turut serta dalam sebuah diskusi di Caracas, di mana Presiden menyampaikan pidato yang sangat radikal; ia mengutip Marx, Trotsky, dan Rosa Luxemburg. Setelah Presiden menyelesaikan pidatonya, saya menjabat tangannya dan memberi ucapan selamat atas pidatonya. Ia terus menggenggam tangan saya. Dengan menatap mata saya, ia berkata, “Tidak, hanya beberapa refleksi tentang ide-ide yang telah kupelajari dari Anda.”
Karena itu, hubungan kami berwatak politik dan ideologis. Namun upaya-upaya pihak oposisi untuk menggambarkan saya sebagai penasihat bahkan “guru” politiknya adalah salah sama sekali. Itu merupakan upaya jahat yang terselubung untuk amenemukan sejenis pengaruh asing yang buruk pada Sang Presiden. Faktnya, tidak mudah untuk mempengaruhi Presiden Chavez, seorang yang sangat cerdas, mandiri, dan berkehendak kuat.
Dari saya sendiri, saya mengagumi dan menghormati Presiden Chavez. Saya melihatnya sebagai seorang manusia yang sangat jujur dan berani, pula seorang pemimpin yang penting. Tapi sebuah revolusi tidak bisa bergantung pada satu orang. Chavez tahu betul hal ini. Ketika saya mendampinginya dalam sebuah kampanye pemilu, ia menunjuk pada massa rakyat yang antusias yang mengenakan kaus merah, yang bersorak-sorai di pinggir jalan. Ia berpaling kepada saya dan berkata, “Orang-orang inilah yang harus mengambil kendali Revolusi.”
Pada hari kematiannya, kata-kata ini bergema di pikiranku. Sekarang Hugo Chavez sudah tiada. Masa depan Revolusi Bolivarian dan gerak majunya menuju sosialisme akan bergantung pada kaum buruh, kaum miskin, kaum tani, dan pemuda revolusioner – orang-orang yang telah menjadi daya kemudi revolusi dan telah membelanya dalam semua momen kunci. Segalanya bergantung pada mereka. ***

Diterjemahkan oleh Pandu Jakasurya dari Alan Woods, “El Universal interviews Alan Woods on future of Venezuelan revolution”, Senin, 25 Maret 2013, http://www.marxist.com/el-universal-alan-woods-future-venezuelan-revolution.htm

0 komentar:

Posting Komentar

 
(c) Copyright Amarah | About | Contact | Policy Privacy