Oleh
Sarbin Karlche
Anggota FMD Makassar
Batetangnga adalah salah satu desa yang
memiliki keindahan alam, memiliki tempat wisata dan pendidikan ektrakulikulr
serta masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat religious, menjunjung tinggi
nilai-nilai kekeluargaan dan banyak melahirkan banyak lulusan yang
berpendidikan. Mungki kerap kita mendengar omongan masyarakat yang mengatakan
kalian tidak usalah berorganisasi sebab oraganisasi tidak ada manfaatnya, hanya
akan menganggu aktivitas kamu, organisasi bukanlah tempat untuk kamu menimbah
ilmu sesuai dengan jurusanmu di sekolah maupun perguruan tinggi.
Seperti itulah
pandangan orang awam yang tidak mengetahui organisasi itu sendiri. Padahal
dalam keluarga sudah jelas ada yang menjadi kepala keluarga, bendahara dan
anggota yang memiliki tujuan untuk mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warahma. Organisasi merupakan salah satu kendaraan yang digunakn untuk mencapai
cita-cita yang hendak ditujuh.
Misalnya organisasi
paguyuban, massa dan organisasi politik masing-masing memiliki tujuan yang di
atur dalam AD/ART atau UUD 1945/UU dalam konteks Negara. Sejarah kemerdekaan
Indonesia sendiri di prakarsai oleh kalangan Remaja/pemudah melalui semangat
pemberontakan rakyat yang sudah jenuh dengan perlakuan para penjajah klonial
Belanda. Soekarno, Muhammad Hatta, Tan Malaka adalah sosok pejuang revolusioner
yang mengantar Indonesia pada kemerdekaan berkat pemikiran-pemekiran mereka
yang dituangkan melalui organisasi yang mereka bangun.
Sedangkan awal
munculnya pergerakan mahasiswa dalam menggulingkan pemerintah dimulai dari
terbentuknya beberapa beberapa organisasi kedaerahan dengan berdirinya trikoro
dharmo. Ketika pemudah mulai sadar akan pentingnya menyatukan kekuatan dengan
membentuk organisasi seperti yang dilakukan oleh pejuang terdahulu maka
perdamaian, kemakmuran suatu daerah akan mereka rasakan.
Begitupun yang
dilakukan oleh pemuda Batetangnga yang mencoba menyatukan beberapa pemuda yang
terpecah-pecah dengan membentuk sebuah organisasi Lintas Pemudah Batetangnga
(LPB). Sebelum terbentuknya LPB, Organissi yang ada di Desa Batetangng sudah
ada seperti Kerukunan Keluarga Pelajar Mahasiswa Batetangnga (KKPMB) yang telah
banyak memberikan sumbangsi terhadap masyarakat Desa Batetangnga itu sendiri.
Remaja yang dulunya saling bertikai kini mulai saling berjabat bekerja sama
untuk memajukan Desa.
Meskipun organisasi kedaerahan kerap disebut
sebagai organisasi paguyuban yang tidak memiliki alat ideology yang jelas untuk
memperkokoh dan mengembangkan kekuatannya tapi remaja Batetangnga antosias
menjalankan itu.
Ada beberapa
kelemahan organisasi paguyuban. Pertama, orang yang tidak dilandasi dengan pola
fikir yang mapan maka akan selalu diposisikan pada sector kerja, menyebabkan
beberapa anggota akan merasa terdiskriminalkan. Kedua, Ketika organisasi
kekeluargaan sudah tidak mampu memberikan kepercayaan maka perlahan-lahan
anggota mulai tidak senang akan keadaannya bahkan remaja/pemuda lain akan
merasa di mobilisasi oleh kepengtingan segelintir orang yang berpengaruh dalam
organisasi tersebut. Ketiga, organisasi paguyuban hanya mampu berkembang pada
sector wilanhnya sendiri. keempat, para pejabat organisasi yag lalai dari
kerja-kerjanya tidak terlalu mendapatkan kritikan dari organisasi karna pada
hakekatnya organisasi paguyuban adalah organisasi kekeluargaan yang sacral akan
kritikan. Sehingga Organisasi yang dulunya dianggap lahir sebagai pemersatu
tapi sekaligus akan menjadi jurang pemisah ketika para anggota sudah tidak
merasa memiliki organisasi tersebut.
Disamping itu kita
tidak mampu terhindar dari kekuasaan yang di bangun oleh kelas penguasa,
melalui ekonomi plitik, social, budaya. Di era kapitalistik ini tentu ada
beberapa pola strata social yang mulai tergeser termasuk sifat kekeluargaan,
gotong royog dll. Yang dulu masih kental akan hal itu tapi sangat jarang kita
temui saat sekarang ini. Sifat individualistic masyarakat itu adalah salah satu
wajah dari masuknya ideology liberalisasi baik di sector ekonomi, jasa dls.
Dengan pola kehidupan masyarakat yang seperti ini hanya akan sibuk mengurusi
kebutuhan hidupnya dan bahkan Batetangnga yang di kenal sebagai masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan akan mulai tergeser.
Organisasi
paguyuban sudah saatnya melakukan perubahan dalam tahap internal maupun
eksternalnya sehngga organisasi tersebut benar-benar mampu membangun Desa untuk
masyarakat yang lebih baik.
Bersambung.,,
0 komentar:
Posting Komentar